Sains Modern

Para ahli sejarah sepakat bahwa sejarah perkembangan sains modern beserta aplikasi teknologi yang ada sekarang diawali oleh Newton (mekanika klasik). Sejak saat itulah perkembangan ilmu pengetahuan beserta aplikasi teknologi dan industrialnya mengikuti konsep-konsep dasar Newton. Maka lahirlah apa yang dikenal dengan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai munculnya  Newton paradigma atau paradigma Newtonian. Sesuai dengan konsep-konsep Newton, maka paradigma Newton ini bersifat mekanistik deterministic, yaitu apabila kondisi awal dari sesuatu dapat ditentukan terlebih dahulu secara benar dan akurat, maka kondisi berikutnya dapat diprediksi secara lebih benar dan akurat. Misalnya, kalau suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan 60km. Perjam menempuh jarak 120km, maka kita dapat memprediksikan dia akan sampai ke tempat tujuan dalam waktu 2 jam.

Inilah paradigma Newtonian, dan paradigma ini berkembang ke semua ilmu, termasuk dalam ilmu-ilmu social. Karena sifatnya yang deterministic dan mekanistik, linier, sehingga dalam pradigma Newtonian itu seolah-olah hanya ada satu solusi.

Konsep mekanika klasik Newton bersifat mekanistik deterministik (apabila kondisi awal dari sesuatu dapat ditentukan, maka kondisi berikutnya dapat diprediksi secara tepat). Paradigma Newtonian yang bersifat mekanistik-detrministik itu kemudian mampu memacu timbulnya revolusi industri di Inggris pada abad ke-17, yaitu dimulai dengan ditemukannya mesin tenun, mesin cetak, yang kemudiam mejalar sampai ke daratan Eropa dan bahkan mencapai daratan Amerika. Revolusi industri inilah yang merupakan perwujudan dari aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang atas dasar paradigma Newtonian.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan paradigma ini mencapai kurun waktu 300 tahun sampai pada awal abad 20 ini. Jadi, mulai abad ke-17 paradigma Newtonian terus mendominasi sampai pada abad ke-20 ini. Sedangkan aplikasi industrialnya yang dimulai sejak revolusi industri berkembang melalui beberapa tahapan: pertama, mekanisasi pada abad ke-17; kedua, energisasi pada abad ke-18, yaitu ditemukannya mesin uap, lalu timbul kapal uap, kereta api, motor uap, penumbuk gandum dengan mesin mesin uap; ketiga, optimalisasi (abad ke-18-19);dan yang keempat, otomatisasi, dengan munculnya mesin-mesin mobil, pesawat terbang,dan sebagainya pada abad 19 dan 20.

Namun pada decade 20-an abad ke-20 ini, muncul paradigma ilmu pengetahuan yang baru, yang dalam perkembangannya selama 70 tahun terakhir ini mampu menggantikan Paradigma Newtonian yang bersifat mekanistik deterministic itu. Munculnya paradigma baru tersebut, diawali atau dipacu oleh dua temuan penting di bidang ilmu pengetahuan pada awal abad ke-20 ini. Kedua temuan tersebut adalah: pertama, teori mekanika kuantum dari Heisenberg, Scrodinger, dan kawan- kawan; kedua, teori Relafitas umum dari Einsten yang kemudian merubah pandangan kita tentang energi dan matahari, juga ruang waktu. Berbeda dengan pardigma Newtonian, paradigma baru tersebut bersifat probablistik-relatifistik. Karenanya, dengan sifat yang probablistik ini, sesuatu bisa mempunyai banyak sekali kemungkinan atau alternatif pemecahan, dan bahwa sesuatu itu sifatnya relatifistik tidak deterministic. Ilmu pengetahuan dan teknologi pun lebih mempunyai daya prediksi yang kuat dibandingkan sebelumnya.

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply