Historisitas Hubungan Agama dan Sains - Pengantar

Sejarah hubungan antara agama dan sains bisa dilihat dari pemikiran-pemikiran yang dilakukan oleh para penemu-penemu di bidang sains yang menimbulkan pertentangan-pertentangan. pemikiran pertama yakni pada abad ke 15 yang dilakukan oleh Galileo yang membalik ide gereja bahwa bumi sebagai pusat tatasurya diganti menjadi bahwa mataharilah sebagai pusat tatasurya.

Kemudian pada abad ke 17 lahirlah Issac Newton yang membalik hukum gerak yang pernah dikemukakan oleh Arestoteles, Arestoteles mengatakan bahwa pada dasarnya benda-benda itu diam sehingga membutuhkan penggerak di luar dirinya, konsekwensi dari konsep ini maka memerlukan Tuhan sebagai penyebab pertama(caausa prima), Tuhan dalam pandangan Arestoteles masih mempunyai peranan.

Dalam teorinya newton mengatakan bahwa benda bergerak dengan kecepatan tetap, gaya bukanlah penyebab gerak melainkan penyebab perubahan berupa perlambatan, percepatan pembelokan. Gaya tidak dibutuhkan dari luar benda tersebut melainkan benda itu sendiri yang memiliki gaya, pandangan Newton ini dikenal dengan Teori Mekanistik Newtonian. Karena gerak diketahui sebagai sesuatu yang relatif dan gaya bukan penyebab gerak maka tidak diperlukan lagi penyebab pertama seperti pandangan Arestoteles. Jadi dengan kata lain Tuhan tidak diperlukan lagi untuk menjelaskan semua gerak benda-benda, termasuk gerak dari alam semesta seperti bumi, bulan, dll

Kemudian pada abad ke 19 muncul teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin (1809 – 1882)  menyatakan bahwa semua makhluk hidup di Bumi berasal dari satu nenek moyang. Keragaman tersebut terjadi melalui variasi-variasi kecil yang muncul pada individu-individu keturunan, yang terjadi secara bertahap dalam rentang waktu yang sangat lama. Kesimpulan ini didapat berdasarkan observasi dan diskusi yang gencar dilakukan oleh Darwin dengan para ilmuwan lain tentang kemiripan bentuk tubuh antar makhluk hidup (baik yang masih hidup maupun yang berupa fosil) serta hubungannya dengan lingkungan. Saat ini, teori evolusi dinyatakan sebagai satu-satunya teori ilmiah yang mampu menjelaskan asal-usul keragaman makhluk hidup di Bumi, termasuk kemungkinan asal-usul manusia. Belum ada teori ilmiah lain yang mampu menggantikan posisinya.

Bicara tentang sejarahnya, teori evolusi baru populer secara ilmiah setelah Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul “On the Origin of Species” pada tahun 1859. Sebenarnya konsep biologi evolusioner telah berakar sejak jaman Aristoteles, dan juga muncul sebagai pemikiran orang-orang Romawi, Yunani, China, dan Timur Tengah. Teori evolusi sangat diasosiasikan dengan Darwin karena beliaulah ilmuwan yang pertama kali mencetuskan teori ini dengan sangat mantap dan mendetil, sehingga mampu melewati pengujian ilmiah dan layak mendapat predikat “teori”—pencapaian tertinggi suatu hipotesa dalam dunia sains.

Seperti apa kata banyak orang, teori ini memang menggemparkan dunia. Bagaimana tidak, teori ini berhasil mengubah cara pandang manusia dalam memahami asal-usul keragaman makhluk hidup di Bumi, setelah selama ribuan tahun manusia hanya memiliki satu hipotesa yang berasal dari satu sudut pandang saja.

Posting Lebih Baru

Leave a Reply